NOTULANEWS, Jakarta - Belum lama kita disibukkan konflik di kepulauan Natuna dan laut China Selatan karena Tiongkok menganggap wilayah itu adalah traditional Fishingnya mereka, maka dari itu Cost Guard China harus patroli sampai laut Natuna.
Fahd El Fouz mengatakan, jika kita bisa membaca hal ini khususnya yang paham militer dan pertahanan, ini adalah sebuah penghinaan, pengawal laut disebut Navy (Angkatan Laut), penjaga pantai (Cost Guard). China harus patroli sampai Natuna. Jadi penghinaan disini masa Angkatan Laut Indonesia berhadapan dengan penjaga pantai !!, ucapnya di Jakarta pada Rabu, (13/11/2022).
Fahd El Fouz juga mengusulkan kepada pemerintah untuk berani mengganti nama laut China Selatan dengan Laut Natuna Utara di peta geografi kita. setidaknya dalam garis zona ekonomi eksklusif 200 mil laut. Kita harus punya nyali dan berani lakukan hal ini, tegas beliau.
Dalam hal lain Mantan Ketum DPP KNPI ini beralasan bahwa Pemerintahan Bapak Presiden Joko Widodo yang tinggal beberapa tahun lagi harus ada sejarah baru yang diciptakan yang belum pernah diciptakan 6 presiden sebelumnya.
Pria Berusia 39 tahun ini menambahkan Platform bernegara harus melihat geoekonomi dan geopolitik, Penjelasannya, "Geoekonomi itu memanfaatkan semaksimum mungkin kekuatan Geografi dalam menjalankan roda ekonomi dalam memperoleh keuntungan. Kalau Geopolitik adalah memanfaatkan kekuatan geografi wilayah kita untuk kepentingan bangsa dan negara dalam perpolitikan dunia", ucapnya.
Sebuah program yang dicanangkan akan sulit tercapai jika tidak melihat Geoekonomi dan Geopolitik dunia. Tugas pertama adalah drawing, redrawmap peta wilayah Indonesia misalnya warna merah arus impor barang, Biru keluar adalah Flight Capital atau arus uang keluar, hijau keluar artinya komoditas yang keluar, kuning panah masuk artinya arus tenaga kerja asing masuk petakan maps kondisi saat ini lalu redrawing, gambar ulang, tarik gambar dan buat peta tadi sesuai dengan ke ekonomian yang kita inginkan.
Setelah gambaran ulang tercipta baru buat program, jika program dibuat tanpa membaca kembali Geoekonomi bisa kurang tepat sasaran (meleset). Ketua Dewan Pembina Barisan Pemuda Nusantara adalah Bapak Ir. Airlangga Hartarto( Menkoperekonomian RI ) yang pasti memahami akan hal ini. Kita juga harus baca Geoekonomi negara sekitar seperti Singapura, Malaysia dan Australia panah yang kita buat bisa bisa saling silang dan saling tembak, usul putera penyanyi kondang A Rafiq.
Jadi, jangan lihat drawingnya USA dan Tiongkok dulu karena kita ngak ada tarik panah ke mereka, jika menarik panah ke mereka makan negara kita akan jadi sasaran panah inilah yang terjadi saat ini.
Fahd juga sekali lagi memberikan usul, Indonesia mampu memanfaatkan situasi konflik yang terjadi di dunia saat ini baik konflik global, regional maupun kawasan. Apalagi sebentar lagi kita akan mengadakan pertemuan G20 di Bali harus memaksimalkan pertemuan tersebut.
Bukan tidak mungkin Indonesia menjadi negara besar sebelum 2045 jika kita mampu menyalip di tikungan, dan satu lagi tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki kekurangan tersebut, tutupnya.
ASW.

0 Komentar