NOTULANEWS, Jakarta - Penertiban pedagang kaki lima hingga penutupan di larang berjualan selama 14 hari di jalan Baru yang biasa disebut pasar JB, di karnakan wabah Covid, di rasakan pedagang tidak ada rasa keadilan dan tebang pilih.
Lantaran masih banyak pedagang kaki lima yang masih berjualan di bahu Jalan di jalan Haji Lengkong pasar dangdut RW 14, yang notabene nya masih satu wilayah dengan pedagang jalan baru
Ironisnya pedagang di jalan baru(JB) dilarang untuk berjualan alias ditutup
Hal tersebut di ucapkan
Yanti(50)tahun Pedagang ayam geprek di jalan Baru, yang biasa disebut JB, Ia menyampaikan kepada awak media,
" Saya sedih bang tidak bisa berjualan lagi,karna ditutup tidak boleh jualan bang,karna ada wabah Covid ucap nya
" Kalau ditutup begini
Mau makan apa saya dan keluarga bang," jelasnya
" Sudah gitu saya punya anak buah juga bang, siapa yang mau kasih makan nya," yang mau kasih gaji nya siapa pak,coba bapak pikirkan kata yanti
" Kalau untuk Himbauan protokol kesehatan, saya sudah laksanakan bang, pake masker saya,trus saya siapin semprot desinfektan juga bang, tambahnya
Yanti menambahakan,
"Yg lebih sedih lagi, ada pedagang di jalan H Lengkong pasar dangdut boleh Jualan," kok saya tidak boleh berjualan,ini tidak adil bang, padahal di sana sumber kemacetan pak,,kalau kita di Jalan Baru tidak pak,,orang - orang nya bisa diatur tambahnya
Saya berharap ada solusi nya bang,,supaya saya bisa berjualan,biar bisa dapat makan bang harap Yanti
Hal senada disampaikan juga Bimo pedagang sosis bakar, beliau menyampaikan,"
" Berat sih rasanya kaya begini pak,tidak boleh berjualan ucap nya
apalagi,Corona ini sudah dua tahun lebih yah pak,kita di goyang kaya gini aja.
" Yang pertama kita di goyang hancur - hancuran", sekarang sudah mau mulai membaik, eh,..engga boleh dagang lagi, sedih pak jelas Bimo Pedagang Jalan Baru(JB)
"Sedangkan kita butuh nafkah juga, dirumah juga butuh uang, buat makan buat segalanya macam Pak" tambahnya
Kalau ditutup saya rasa engga bagus juga pak, ekonomi ngg berjalan juga terang nya
" Kita yang rakyat kecil susah juga pak,dan siapa yang mau bertanggung jawab pak,kata Bimo
" Untuk protokol kesehatan, saya
sudah mengikuti Himbauan nya juga pak, kalau pedagang di JB orang - orang nya masih bisa di atur sambungnya
Terkait pedagang yang masih buka di jalan H lengkong pasar dangdut,Bimo merasakan tidak adil,
Padahal masih satu wilayah pak, walaupun berbeda RW nya,di mana keadilannya pak", tandasnya
Lain Yanti lain Bimo, kendi(50) thn, pedagang tas di JB juga menyuarakan kesedihannya, Ia mengutarakan"
"Sedih juga pak kalau tidak boleh berdagang, apalagi saya sebagai kepala keluarga,saya harus mencari nafkah ucap nya
" Kalau tidak mencari nafkah,siapa yang mau kasih makan anak istri saya pak.," Kata Kendi
Saya berharap ada solusinya pak,biar saya dan teman - teman bisa berjualan lagi,bisa memberikan nafkah anak dan istri saya pak harapnya.
Sampai berita ini ditayangkan,belum ada konfirmasi pihak terkait. (*/Gat)
3 Komentar
Iya benar kawan. .aneh dan tidak adil ajah jika hanya jb 2 yg di tutup sedangkan wilayah2 terdekat ttp bebas berjualan sperti di sekeliling kanan kiri rumah sakit cengkareng. .mereka msh rame dan padet pada bisa berjualan. .itu semua tdk adil menurut kami. .
BalasHapusSaya setuju Bu saya juga pedagang kecil yang terkena dampak nya ngga ada kebijakan hanya disuruh tutup sedangkan saya punya klurga yang harus dinafkahi
BalasHapusDagang diliburkan tp lapak tetep bayar.!!! Cb itu.?!!!!....
BalasHapus